Powered By Blogger

Hukum Facebook - rujukan penulis...

Bincang-Bincang Tentang Hukum Facebook
Juni 3, 2009 at 11:41 am | In Nasehat | 36 Comments
Tags: facebook, facebook haram

facebook2Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Belakangan ini di antara kita pernah mendengar fatwa haramnya Facebook, sebuah layanan pertemanan di dunia maya yang hampir serupa dengan Friendster dan layanan pertemanan lainnya. Banyak yang bingung dalam menyikapi fatwa semacam ini. Namun, bagi orang yang diberi anugerah ilmu oleh Allah tentu tidak akan bingung mengenai fatwa tersebut.

Dalam tulisan yang singkat ini, dengan izin dan pertolongan Allah kami akan membahas tema yang cukup menarik ini, yang sempat membuat sebagian orang kaget. Tetapi sebelumnya, ada beberapa preface yang akan kami kemukakan.Semoga Allah memudahkannya.

Dua Kaedah yang Mesti Diperhatikan

Saudaraku, yang semoga selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah Ta’ala. Dari hasil penelitian dari Al Qur’an dan As Sunnah, para ulama membuat dua kaedah ushul fiqih berikut ini:

Hukum asal untuk perkara ibadah adalah terlarang dan tidaklah disyari’atkan sampai Allah dan Rasul-Nya mensyari’atkan.

Sebaliknya, hukum asal untuk perkara ‘aadat (non ibadah) adalah dibolehkan dan tidak diharamkan sampai Allah dan Rasul-Nya melarangnya.

Apa yang dimaksud dua kaedah di atas?

Untuk kaedah pertama yaitu hukum asal setiap perkara ibadah adalah terlarang sampai ada dalil yang mensyariatkannya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ibadah adalah sesuatu yang diperintahkan atau dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang memerintahkan atau menganjurkan suatu amalan yang tidak ditunjukkan oleh Al Qur’an dan hadits, maka orang seperti ini berarti telah mengada-ada dalam beragama (baca: berbuat bid’ah). Amalan yang dilakukan oleh orang semacam ini pun tertolak karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Namun, untuk perkara ‘aadat (non ibadah) seperti makanan, minuman, pakaian, pekerjaan, dan mu’amalat, hukum asalnya adalah diperbolehkan kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya. Dalil untuk kaedah kedua ini adalah firman Allah Ta’ala,

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al Baqarah: 29).

Maksudnya, adalah Allah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini untuk dimanfaatkan. Itu berarti diperbolehkan selama tidak dilarangkan oleh syari’at dan tidak mendatangkan bahaya.

Allah Ta’ala juga berfirman,

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللّهِ الَّتِيَ أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالْطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِي لِلَّذِينَ آمَنُواْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat .” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al A’raaf: 32).

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengingkari siapa saja yang mengharamkan makanan, minuman, pakaian, dan semacamnya.

Jadi, jika ada yang menanyakan mengenai hukum makanan “tahu”? Apa hukumnya? Maka jawabannya adalah “tahu” itu halal dan diperbolehkan.
Jika ada yang menanyakan lagi mengenai hukum minuman “Coca-cola”? Apa hukumnya? Maka jawabannya juga sama yaitu halal dan diperbolehkan.
Begitu pula jika ada yang menanyakan mengenai jual beli laptop? Apa hukumnya? Jawabannya adalah halal dan diperbolehkan.
Jadi, untuk perkara non ibadah seperti tadi, hukum asalnya adalah halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Makan bangkai menjadi haram, karena dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula pakaian sutra bagi laki-laki diharamkan karena ada dalil yang menunjukkan demikian. Namun asalnya untuk perkara non ibadah adalah halal dan diperbolehkan.

Oleh karena itu, jika ada yang menanyakan pada kami bagaimana hukum Facebook? Maka kami jawab bahwa hukum asal Facebook adalah sebagaimana handphone, email, blog, internet, radio, dan alat-alat teknologi lainnya yaitu sama-sama mubah dan diperbolehkan.

Hukum Sarana sama dengan Hukum Tujuan

Perkara mubah (yang dibolehkan) itu ada dua macam. Ada perkara mubah yang dibolehkan dilihat dari dzatnya dan ada pula perkara mubah yang menjadi wasilah (perantara) kepada sesuatu yang diperintahkan atau sesuatu yang dilarang.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan,

“Perkara mubah dibolehkan dan diizinkan oleh syari’at untuk dilakukan. Namun, perkara mubah itu dapat pula mengantarkan kepada hal-hal yang baik maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang diperintahkan. Perkara mubah terkadang pula mengantarkan pada hal yang jelek, maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang dilarang.
Inilah landasan yang harus diketahui setiap muslim bahwa hukum sarana sama dengan hukum tujuan (al wasa-il laha hukmul maqhosid).”

Maksud perkataan beliau di atas:

Apabila perkara mubah tersebut mengantarkan pada kebaikan, maka perkara mubah tersebut diperintahkan, baik dengan perintah yang wajib atau pun yang sunnah. Orang yang melakukan mubah seperti ini akan diberi ganjaran sesuai dengan niatnya.

Misalnya : Tidur adalah suatu hal yang mubah. Namun, jika tidur itu bisa membantu dalam melakukan ketaatan pada Allah atau bisa membantu dalam mencari rizki, maka tidur tersebut menjadi mustahab (dianjurkan/disunnahkan) dan akan diberi ganjaran jika diniatkan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah.

Begitu pula jika perkara mubah dapat mengantarkan pada sesuatu yang dilarang, maka hukumnya pun menjadi terlarang, baik dengan larangan haram maupun makruh.
Misalnya : Terlarang menjual barang yang sebenarnya mubah namun nantinya akan digunakan untuk maksiat. Seperti menjual anggur untuk dijadikan khomr.

Contoh lainnya adalah makan dan minum dari yang thoyib dan mubah, namun secara berlebihan sampai merusak sistem pencernaan, maka ini sebaiknya ditinggalkan (makruh).

Bersenda gurau atau guyon juga asalnya adalah mubah. Sebagian ulama mengatakan, “Canda itu bagaikan garam untuk makanan. Jika terlalu banyak tidak enak, terlalu sedikit juga tidak enak.” Jadi, jika guyon tersebut sampai melalaikan dari perkara yang wajib seperti shalat atau mengganggu orang lain, maka guyon seperti ini menjadi terlarang.

Oleh karena itu, jika sudah ditetapkan hukum pada tujuan, maka sarana (perantara) menuju tujuan tadi akan memiliki hukum yang sama. Perantara pada sesuatu yang diperintahkan, maka perantara tersebut diperintahkan. Begitu pula perantara pada sesuatu yang dilarang, maka perantara tersebut dilarang pula. Misalnya tujuan tersebut wajib, maka sarana yang mengantarkan kepada yang wajib ini ikut menjadi wajib.

Contohnya : Menunaikan shalat lima waktu adalah sebagai tujuan. Dan berjalan ke tempat shalat (masjid) adalah wasilah (perantara). Maka karena tujuan tadi wajib, maka wasilah di sini juga ikut menjadi wajib. Ini berlaku untuk perkara sunnah dan seterusnya.

Intinya, Hukum Facebook adalah Tergantung Pemanfaatannya

Jadi intinya, hukum facebook adalah tergantung pemanfaatannya. Kalau pemanfaatannya adalah untuk perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, maka facebook pun bernilai sia-sia dan hanya membuang-buang waktu. Begitu pula jika facebook digunakan untuk perkara yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram. Hal ini semua termasuk dalam kaedah “al wasa-il laha hukmul maqhosid (hukum sarana sama dengan hukum tujuan).” Di bawah kaedah ini terdapat kaedah derivat atau turunan yaitu:

1. Maa laa yatimmul wajibu illah bihi fa huwa wajib (Suatu yang wajib yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)
2. Maa laa yatimmul masnun illah bihi fa huwa masnun (Suatu yang sunnah yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)
3. Maa yatawaqqoful haromu ‘alaihi fa huwa haromun (Suatu yang bisa menyebabkan terjerumus pada yang haram, maka sarana menuju yang haram tersebut menjadi haram)
4. Wasail makruh makruhatun (Perantara kepada perkara yang makruh juga dinilah makruh)
Maka lihatlah kaedah derivat yang ketiga di atas. Intinya, jika facebook digunakan untuk yang haram dan sia-sia, maka facebook menjadi haram dan terlarang.

Kita dapat melihat bahwa tidak sedikit di antara pengguna facebook yang melakukan hubungan gelap di luar nikah di dunia maya. Padahal lawan jenis yang diajak berhubungan bukanlah mahram dan bukan istri. Sungguh, banyak terjadi perselingkuhan karena kasus semacam ini. Jika memang facebook banyak digunakan untuk tujuan-tujuan seperti ini, maka sungguh kami katakan, “Hukum facebook sebagaimana hukum pemanfaatannya. Kalau dimanfaatkan untuk yang haram, maka facebook pun menjadi haram.”

Waktu yang Sia-sia Di Depan Facebook

Saudaraku, inilah yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian, namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh, ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan facebook. Oleh karena itu, sadarlah!!
Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu dan hidupmu.

Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,

“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas,

“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”

Ingatlah … kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu.

Ibnul Qayyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu,

“Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

Marilah Memanfaatkan Facebook untuk Dakwah

Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi pesan nasehat agama yang dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut.

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)

Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa memberi petunjuk pada orang lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab saat itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note, status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 1o bahkan ratusan orang, lalu mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat.

Penutup: Nasehat bagi Para Pengguna Facebook

Faedah dari perkataan Imam Asy Syafi’i:

“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)”.(Al Jawabul Kafi, 109)

Kami hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah bagi orang yang membaca tulisan ini. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk memanfaatkan waktu dengan baik, dalam hal-hal yang bermanfaat.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Rujukan:

Al Jawabul Kafi, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah
Al Qowa’id wal Ushul Al Jaami’ah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Darul Wathon Lin Nasyr
Jam’ul Mahshul fi Syarhi Risalah Ibni Sya’di fil Ushul, Abdullah bin Sholeh Al Fauzan, Dar Al Muslim
Risalah Lathifah, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di

***
Al Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal
Disusun di Mediu Learning Center, Rabu, 10 Jumadits Tsani 1430 H


Dititip dari sumber berikut : http://rumaysho.wordpress.com/2009/06/03/bincang-bincang-tentang-hukum-facebook/ pada 19 Januari 2010 - 11.38pm.

Hepi Besday My Pren...


Post kali ni berkenaan tarikh keramat bagi member baik aku sebab besday dia. Tapi bukan keramat untuk aku sebab dia tak pernah rasa nak belanja aku walaupun secubit ais kacang depan Hong Leong. Memang kurang asam. Apa-apa hal pun, hepi besday la kawan. Pelbagai wish nak bagi tapi takut tak muat la pulak. So, faham-faham la ekk...hehe...

Yang penting, aku berdoa semoga lepas nie lu jangan jadi boya-fren dah dan pandai wat keputusan untuk memilih yang terbaik. Sumanya terbaik,tapi nak cari yang paling terbaik tu susah...ingatlah, biar duduk kerana penat, jangan penat kerana duduk. Balik ni kita celebrate besday mu. Aku belanja minyak motor, lu belanja kita orang stik daging kambing gurun ke...sodap gak tuh.

Apa-apa hal....lu terbaik la....hepi besday my pren....._from irwan, Yeno,Zoid dan wam (depa tiga nie tak wish pon Cuma aku bagi markah kesian so aku letak la skali nama diorang)...

Akhir kata : rumah kata pergi, kubur kata mari...heheh...

Selamat Hari Lahir - Abah.

Salam Ukhuwah…

Kali ni hamba nak utarakan berkenaan “bapa” atau “ayah” atau “abah” atau yang sewaktu dengannya. Semua insan pasti mempunyai ayah dan amat menyayangi mereka. Kalau tak sayang tu maknanya ada something wrong la tu kat mana-mana…nilai la balik diri dan status kita sebagai seorang anak. Kebanyakan anak tak sedar yang kita sayang kat diorang ni….hahaha....(ayat dalam iklan tu). Hidup di dunia nie perlulah pengorbanan dan sedar akan tanggungjawab kita terutama sebagai seorang anak. Prinsip hamba mudah je...salah orang tua atau salah kita adalah tetap salah kita, mereka tetap betul. (kecuali dalam hal-hal agama,tu bab lain). Jadi, kita tidak mempunyai hak untuk mempersoalkan apa,siapa,bagaimana mereka dan apa yang mereka lakukan. Kita ibarat orang suruhan sebagai seorang anak kerana mereka telah membesarkan kita tanpa sebarang keluhan. Kalau kita dapat balas pun, agak-agak setara tak dengan apa yang mereka berikan kepada kita selama nie...lagipun. mereka tak mengharapkan apa-apa pun.

Ayah, setiap yang dilakukan bagi menyara keluarga tak pernah dikeluhkan atau diadukan secara membuta tuli. Tambahan, mereka hanya diam membisu sekiranya terdapat masalah mahupun kesusahan yang terpaksa dihadapi. Biasala,lelaki memang camtu...memang naluri dan sikap lelaki sebegitu rupa. Sakit, susah semuanya di dalam...tak taruk luar punya...

Di kesempatan ini, hamba ingin mengucapkan selamat hari lahir buat ayahnda tercinta iaitu Mohd Sazali b. Mohd Daud. Pengorbanan mu selama ini takkan dilupakan walaupun sekelumit oleh anaknda. Semoga ayahnda dipanjangkan umur untuk beribadat kepada Allah s.w.t dan menjalankan seorang tanggugjawab sebagai seorang ayah yang the best laaa.....memang the best pon.hehe. sori la, anak mu ni segan nak ucap secara lisan...pemalu la akatakan...bertuah sungguh.haha. Doa daripada anaknda sentiasa bersama ayahnda tercinta.

Allah selamatkan kamu.

Allah selamatkan kamu.

Allah selamatkan Mohd Sazali bin Mohd Daud.

Allah selamatkan kamu.

Bagi yang Keliru

Salam Ukhuwah.

Tujuan hamba menulis kali ini bagi memperjelaskan tentang nama gunaan hamba diatas ni iaitu MUSAFIR PURBARASA_404. sememangnya nama tersebut memberi seribu tanda tanya kepada para kamu yang membaca tetapi memberi seribu makna bagi diri hamba ni. Musafir nie maksudnya seseorang yang merantau,berjalan dan meneroka sesuatu tempat...jadi, dalam ruang konsep hamba nie adalah seorang musafir atau manusia yang mencari seribu jawapan bagi satu soalan....nak tau soalan tu...wallahualam...subjektif, tak dapat diungkap dengan kata-kata.

Manakala, Purbarasa pula membawa maksud firasat. walau bagaimanapun, perkataan tersebut jarang digunakan atau tidak lagi digunakan pada mutakhir kini. sememangnya kuno bunyinya bagi sesiapa yang tidak mahu menilai erti estetika kepada nama tersebut. jadi, hambalah manusia yang bermusafir mencari kebenaran yang hakiki dan terpaksa menempuhi ranjau berduri berbekalkan firasat akal yang disandarkan kepada agama dan kewarasan.

404 pula, hamba malas la nak citer..tu rahsia la...terlalu bernilai untuk dititipkan melalui lisan mahupun penulisan.biar ianya menjadi seribu tanda tanya...kalau semua disuap dengan jawapan, maka tak indah la soalan...betul tak...oleh itu, harap terjawab la segala persoalan yang bermain di fikiran kamu semua.(sapa yang baca je la)...ahakz....kim salam kat mak ayah...wassalam...

Cuti Semester 5

















Assalamualaikum…

Sorilah kepada kawan-kawan terutama sekali yang emcem (perasan sebenarnya) asyik bertanyakan kepada hamba bila la nak update blog ni. So,gua da tunaikan janji gua bai..heheh…

Okeh, actually tak tau nak royat gapo nih…tapi rasanya masih belum terlewat lagi kot untuk mempamerkan pengalaman yang dilalui sewaktu cuti semester baru-baru nie…memang bergaya gileeerrr laa….hah…tu adik hamba yang cakap tu…hahaha…. Okeh…..once upon a time…ceh…macam citer tapir merah dengan siput sedut pulak yer..huahua…. hamba nak habaq nih….hamba pergi ke tepeng la dengan sahabat-sahabat kamcing dan sekencing dulu…haha….ingat mudah ke pergi taiping nun…puhhh….penuh ranjau dan onak duri…mana taknya, nak kena tempuh kubu komunis (pndok tanjung yang penuh dengan beruk-beruk yang encem belaka) dan pusat ternakan gajah gila (ala,tepi rumah pak Yeno tue…hua..hua…jgn mare bro…). berpesta jugakla p sana..walaupun hanya bermotor sehelai sepinggang serta helmet yang penuh dengan tanda Tanya (helmet takde cop sirim la tue) dengan semangat jihad yang membara…kami p la dengan penuh gumbira….banyak part actually citer nie…tapi sebab malas punya pasal, hamba coretkan terus apa yang terjadi kat taman tasik taiping la….

Kami jalan-jalan sambil tangkap gambo…ha….si wan haran tu la jurufotonya….amatur je tu…nak kata pro, takde la sangat…walau bagaimanapun, kreadibilitinya dicabar oleh sorang lagi jurufoto import punya dari sungai Malau Luar..pergh…mamat kecik tu…Zaid al Banjari…kerek mamat nih…agak kuang hajor statement tersebut…hahaha…

Sambil jalan-jalan,usha awek gak….diorang la…hamba Cuma tolong usha je….hahaha….mende la sangat awek nih…..tapi klu dapat, best gak…yang tak dapat tu yang kata tak best tu…hahaha…bab-bab awek ni kena Tanya mamat player si shahril anak pak yeno tu…ha…amacam bro???gagaga…… tu tak mengasyikkan lagi….lagi teruja dapat tengok ikan toman dalam tasik tuh…wam la mamat paling teruja….ayat dia bunyi camni…tu..tu..tu…tu….!!haa…..dasat….

Okeh….dengan ini…hamba dah sertakan lampiran gambar-gambar bagi membuktikan segala kejadian di atas….hehe…






Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...